RESUME BUKU
MENGAPA RASULULLAH
BERPOLIGAMI
KARYA : DR. AHMAD
AL HUFY
TUGAS MATA KULIAH
PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
DOSEN : Drs.
Daryono, MSI
DISUSUN OLEH:
NAMA
: LIA
PUTRI NOVITASARI
NIM : B.111.14.0238
HARI/JAM : RABU,
08.00
PROGDI : MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS
SEMARANG
2014
1.
Uraikan
bahwa poligami merupakan tradisi/norma sosial bangsa Arab sejak sebelum Nabi
Muhammad lahir!
Para pendeta di abad pertengahan,
dimana mereka beranggapan bahwa poligami adalah tatanan sosial yang pertama
kali diciptakan oleh Muhammad? Sesungguhnya para pendukung pernyataan dusta ini
benar – benar berada dalam kesalahan yang sangat fatal, atau mereka berada
dalam kedunguan yang memalukan. Karena sebenarnya, masalah poligami telah ada
ratusan tahun sebelum agama Islam itu datang.
Pada zaman dulu kala, poligami telah
mengakar kuat pada tatanan sosial masyarakat.Bangsa Ibrani telah melakukan
poligami, bahkan taurat membolehkan poligami tanpa menyebutkan adanya batasan
jumlah wanita yang boleh dinikahi sampai batasan tersebut ditemukan pada kitab
Talmud.Nabi Sulaiman pada masanya yang menikahi wanita mencapai jumlah seratus
orang.Kemudian golongan Robbaniyyun yang membatasi jumlah isteri sebanyak empat
orang karena Nabi Ya’qub hanya beristrikan empat orang saja.
Sementara bangsa Yahudi masih
melakukan poligami sampai abad pertengahan, bahkan sampai saat ini.Bangsa Atena
yang membolehkan laki-laki menikahi wanita dalam jumlah tak terbatas.Bangsa
Mesir kuno pada masa Diodur Ash-Shaqliy juga melakukan poligami.Selain
bangsa-bangsa tersebut di atas, poligami juga menjadi tatanan sosial
bangsa-bangsa lainnya.Bangsa-bangsa tersebut antara lain Raja Saila dari Romawi,
Raja Qonstantin dan Falafius Valentin dari bangsa Nasrani, bangsa India Kuno,
bangsa Mabdiyan, bangsa Babilonia serta bangsa Asyuriah.
Pada masa jahiliyah, praktek
poligami sangat memasyarakat pada bangsa Arab.Kebiasaan poligami tersebut
dilakukan oleh mereka yang memiliki kemampuan, mereka yang dituntut oleh
situasi dan kondisi, maupun mereka yang menganggap akan mendatangkan kebaikan
dibalik perbuatan poligami tersebut.Pada masa itu sebagai contoh seorang betrik
serta tokoh gereja timur, Mundzir bin Harits bin Abu Jabalah Al Ghassani telah
mengawini wanita yang sangat banyak.Begitu pula dengan An-Nu’man raja di Hirah
yang mengawini sejumlah wanita hingga setelah ia masuk agama Nashrani.
Oleh sebab itu, di saat fajar Islam
menyingsing, pada bani Tsaqif misalnya, terdapat sejumlah laki-laki yang
memiliki isteri sepuluh orang wanita, di antara mereka ada yang masuk Islam
seperti Ghailan bin Salamah, Sufyan bin Abdullah serta Mas’ud bin Amir. Lalu
merekapun merelakan untuk menceraikan enam orang diantara isteri-isteri mereka
kemudian menceraikan yang lainnya.Bila kita menengok lebih jauh, kita dapati
bahwa Abdul Muthalib bin Hasyim mempunyai enam orang isteri. Abu Sufyan
mempunyai enam orang isteri pula dan Shafwan bin Umayyah memiliki isteri yang
sama dengan jumlah tersebut. Sedangkan Mughirah bin Syu’bah menikahi tujuh
puluh, atau delapan puluh sembilan, atau sembilan puluh tiga orang wanita.
Berdasarkan fakta-fakta sejarah yang telah dijelaskan tersebut, maka tuduhan sebagian musuh Islam yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad adalah orang pertama yang memperbolehkan poligami merupakan kesalahan fatal dan dusta yang besar.
Berdasarkan fakta-fakta sejarah yang telah dijelaskan tersebut, maka tuduhan sebagian musuh Islam yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad adalah orang pertama yang memperbolehkan poligami merupakan kesalahan fatal dan dusta yang besar.
2. Jelaskan berbagai tingkah laku Nabi
Muhammad yang menunjukkan bahwa beliau bukan termasuk orang yang suka menuruti
hawa nafsunya semata!
a. Kehidupan
pada Masa Muda
Sebelum
diangkat menjadi Rasul, selama empat puluh tahun Rasulullah hidup di
Makkah.Beliau mengalami masa kanak-kanak, masa remaja serta pembentukan
kepribadian menuju kedewasaan.Beliau merupakan sosok pribadi yang menjadi suri
tauladan terbaik pada masanya.Sejarahpun mencatat bahwa setelah Nabi berdakwah
secara terang-terangan kepada kaum musyrikin Makkah untuk memeluk agama Islam,
menentang akal dan meremehkan tuhan-tuhan mereka, namun tak ada seorangpun
diantara kaum musyrikin yang berani menuduh dan mencemari kehormatan dan
kesucian Rasulullah.
Sampai
pada saatnya kaum musyrikin melemparkan tuduhan dan menyebarkan isu negatif
setelah mereka tak mampu menandingi keunggulan Al Qur’an.Mereka menuduh
Rasulullah sebagai penyair, tukang sihir, tukang tenung (peramal), orang yang
gila, bahkan menuduh Rasulullah hanya menukil apa-apa yang terdapat dalam
kitab-kitab terdahulu.Namun dari sekian banyak tuduhan tersebut, tak ada
satupun diantara kaum musyrik yang mampu mengatakan sesuatu yang dapat
mencemarkan kehormatan dan kesucian Rasulullah.
Pada masa hidupnya tak pernah terdetik dalam hati Beliau untuk melakukan perbuatan keji atau perzinaan, hingga diriwayatkan bahwa Beliau tidak pernah menyentuh tangan wanita kecuali jika wanita tersebut adalah isteri atau mahramnya maupun budak beliannya.
Dalam sabdanya, Beliau mengisahkan tentang masa mudanya.Pada suatu malam Nabi hendak pergi ke kota untuk begadang seperti para pemuda pada umumnya.Nabipun menitipkan kambing-kambing gembalaanya kepada seorang pemuda Quraisykemudian berangkat ke kota.Hingga akhirnya Beliau sampai ke rumah pertama di kota Makkah, saat itu Beliau mendengar tabuhan rebana dan suara seruling di suatu rumah dalam acara pesta pernikahan si fulan.Beliau duduk untuk menyaksikan mereka, namun Allah menutupi telinga Beliau sehingga tertidur sampai matahari terbit. Sehingga ditanya oleh sahabat Beliau tentang apa yang telah Nabi lakukan. Nabi pun menceritakan tentang tidak melakukan suatu apapun mengenai kejadian tersebut.
Kemudian di malam yang lain Nabi mengulangi hal yang serupa, namun kembali Allah menutup telinga Beliau hingga tertidur sampai matahari terbit.Beliau kemudian pulang dan menceritakan kembali kepada sahabatnya.Stelah itu Nabi tidak pernah lagi terdetik keinginan untuk melakukan kejahatan hingga akhirnya Allah mengutus untuk mengemban Risalah-Nya.
Pada masa hidupnya tak pernah terdetik dalam hati Beliau untuk melakukan perbuatan keji atau perzinaan, hingga diriwayatkan bahwa Beliau tidak pernah menyentuh tangan wanita kecuali jika wanita tersebut adalah isteri atau mahramnya maupun budak beliannya.
Dalam sabdanya, Beliau mengisahkan tentang masa mudanya.Pada suatu malam Nabi hendak pergi ke kota untuk begadang seperti para pemuda pada umumnya.Nabipun menitipkan kambing-kambing gembalaanya kepada seorang pemuda Quraisykemudian berangkat ke kota.Hingga akhirnya Beliau sampai ke rumah pertama di kota Makkah, saat itu Beliau mendengar tabuhan rebana dan suara seruling di suatu rumah dalam acara pesta pernikahan si fulan.Beliau duduk untuk menyaksikan mereka, namun Allah menutupi telinga Beliau sehingga tertidur sampai matahari terbit. Sehingga ditanya oleh sahabat Beliau tentang apa yang telah Nabi lakukan. Nabi pun menceritakan tentang tidak melakukan suatu apapun mengenai kejadian tersebut.
Kemudian di malam yang lain Nabi mengulangi hal yang serupa, namun kembali Allah menutup telinga Beliau hingga tertidur sampai matahari terbit.Beliau kemudian pulang dan menceritakan kembali kepada sahabatnya.Stelah itu Nabi tidak pernah lagi terdetik keinginan untuk melakukan kejahatan hingga akhirnya Allah mengutus untuk mengemban Risalah-Nya.
3. Uraikan 12 istri Nabi dengan latar
belakang alasan pernikahannya masing-masing!
1. Sayyidah Khadijah Binti Khuwalid
Sejarah kehidupan Rasulullah berbicara kepada
kita, bahwasanya masamuda beliau (yang umumnya penuh dengan kenangan serta
segala kenikmatanyang mudah didapatkan), semuanya dilewatinya di Kota
Makkah. Saat itu
sebenarnya mudah bagi beliau untuk mencari kesenangan karena godaan ada dimana
– mana. Akan tetapi beliau menjalani hari – hari dengan tenang , tentramm serta
menjaga kehormatan. Beliau tidak pernah meminang satupun wanita seperti yang
dilakukan oleh pemuda lain. Andaikata beliau adalah orang yang haus akan wanita
tentu ia akan bersegera melangsungkan pernikahan dalam usia yang sangat muda.
Nabi Muhammad yang masih muda saat itu lebih memilih melakukan perniagaan
dengan modal harta milik Khadijah binti Khuwailid. Beliau dikenal sebagai
pedagang yang jujur dan baik. Hal inilah yang membuat Khadijah kagum .Siti
Khadijah adalah seorang wanita yang memiliki kekayaan melimpah dan memiliki
garis keturunan yang terhormat. Beliau adalah seorang wanita janda yang
sebelumnya telah menikah dua kali dengan dua orang dari bani Makhzum. Meskipun
sering dipinang oleh pembesar Quraisy, namun semuanya ditolak karena tau mereka
hanya menginginkan harta benda miliknya.Khadijah yang mengagumi kejujuran
Muhammad, berniat untuk meminang Muhammad sebagai suaminya. Meskipun saat itu
jarak umur keduanya sangat jauh, dengan bantuan saudara perempuanya
Khadijah berhasil menikah dengan Muhammad jauh sebelum diangkat menjadi
seorang Nabi. Rumah tangga keduanya begitu rukun dan bahagia. Namun ditengah
malam tertentu Muhammad sering meninggalkan rumah untuk beribadah di gua Hira’,
itu semua tentu saja dengan seizin dari Khadijah. Setiap bulan Ramadhan beliau
mengasingkan diri dengan hanya membawa sedikit bekal. Andaisaja beliau adalah
orang yang mabuk wanita tentu saja beliau tak akan repot – repot meninggalkan
rumah untuk beribadah.Ketika Muhammad diangkat sebagai Nabi, Khadijah adalah
wanita pertama yang beriman kepada beliau. Setiap kali Nabi Muhammad mendapat
cemoohan dari kaum musrikin, Khadijah selalu mendampingi dan menguatkan
beliau.Ketika menjalani rumah tangga dengan Khadijah, Nabi Muhammad tidak
pernah berfikir untuk menikahi wanita lain. Padahal saat itu poligami telah
membudaya dikalangan kaumnya. Maka ketika Khadijah wafat, Nabi Muhammad merasa
sangat kehilangan. Nabi Muhammad sangat setia terhadap Khadijah. Meskipun
memutuskan untuk menikah lagi Nabi Muhammad tetap mengharumkan nama almarhumah
isteri pertamanya tersebut. Sampai terkadang terjadi sedikit kecemburuan bagi
isterinya yang lain.
2.
Saudah binti Zam’ah bin Qais bin
Abdu Syams
Saudah binti
Zam’ah bin Qais bin Abdu Syams termasuk wanita pertama masuk Islam bersama
suaminya As-Sukran yang merupakan saudara sepupunya. Karena keislamanya, Saudah
dikucilkan oleh saudara – saudara sepupu serta kerabatnya. Dengan suaminya ia
hijrah ke Habasyah ( Ethiopia) untuk menghindari gangguan kaum musyrikin.
Ketika kembali ke Makkah suaminya akhirnya meninggal dunia.Saudah adalah wanita
yang gemuk,tua dan lamban. Dia sangat menyadari keadaanya jika sulit
baginya untuk mencari laki – laki sebagai pengganti suaminya. Saudah pun tidak
mungkin kembali kekeluarganya karena mereka tidak setuju dengan masuknya beliau
ke agama Islam.Namun Nabi Muhammad melakukan hal yang mulia dengan menikahi
Saudah. Ini dilakukan untuk melindungi Saudah dari gangguan kaumnya yang
terkenal kasar dan bengis. Disamping itu merupakan penghormatan atas sikapnya
yang terdepan dalam memeluk agama Islam. Demikian juga sebagai penghargaan atas
kesabaranya dalam berkomitmen dengan aqidah yang diyakininya. Dan bagi Saudah
sendiri semua beban kerinduan terhadap suaminya menjadi ringan.Di sisi lain
pernikahan ini merupakan strategi halus untuk melunakan hati kaumnya serta
membujuk mereka untuk masuk Islam. Karena melalui pernikahan ini secara tidak
langsung mereka telah menjadi kerabat dari Nabi Muhammad.
3. Aisyah binti Abu Bakar
Aisyah
adalah puteri seorang sahabat terdekat Nabi Muhammad, yaitu Abu Bakar. Abu
Bakar adalah sahabat yang selalu berada di samping Nabi Muhammad baik saat
hijrah dari Makkah ke Madinah maupun saat berjihad. Abu Bakar rela dengan
sepenuh jiwa dan raga serta harta membantu Nabi Muhammad menyebarkan agma
Islam. Oleh karena itu Nabi Muhammad mengganggap Abu Bakar sebagai orang yang
paling dekat layaknya perdana menteri pertama bagi beliau.Untuk menambah
kemulian sahabat yang palind disayangnya tersebut, maka Nabi Muhammad menikahi
Aisyah. Nabi Muhammad menikahi Aisyah disaat beliau berada dalam kondisi
membutuhkan seorang pendamping. Sebab isteri beliau yang kedua yaitu Saudah
disamping sudah tua, lebih mirip sebagai isteri simbolis bertujuan untuk
memuliakan seorang wanita yang berjuang demi Islam, serta untuk melunakan sifat
kaumnya hingga dapat membujuk mereka untuk menerima dakwah Islam.Nabi Muhammad
juga manusia biasa yang dapat merasakan lapar, dahaga, puas, terjaga , tidur,
sehat , sakit, senang, sedih, marah, dan perasaan lainya seperti manusia yang
lain. Nabi Muhammad juga mempunyai rumah yang menjadi kemestian bahwa dalam
sebuah rumah adalah keberadaan seorang isteri. Oleh karena itu dapat dimaklumi
jika beliau sangat membutuhkan pendamping hidup setelah Khadijah tiada.
Pernikahan ini juga bertujuan untuk mempererat tali persahabatan serta
persaudaraan antara Nabi Muhammad dengan sahabatnya, yaitu Abu Bakar.Aisyah
adalah seorang wanita yang cerdas dan memiliki daya ingat yang sangat kuat.
Beliau terkenal sebagai perawi hadist serta mengerti tentang hukum. Banyak
orang – orang yang bertanya tentang persoalan yang menyangkut tentang hadist
dan hukum Islam. Tidak jarang para sahabat senior yang menemukan kesulitan
dalam suatu persoalan agama, mereka meminta fatwa kepada Sayyididah Aisyah RA.
Selain cerdas Aisyah juga dikenal sebagai wanita yang lincah dan fasih dalam
berbicara. Beliau dikenal sebagai pewaris sya’ir – sya’ir paling banyak.
Kenyataan diatas menunjukan bahwa selain bermanfaat bagi kehidupan Nabi
Muhammad, pernikahan ini juga sangat bermanfaat bagi agama Islam.
4. Hafshah
Hafshah
adalah putri Umar bin Khatab, sahabat Nabi Muhammad yang kedua. Beliau
sebelumnya telah menikah dengan Khunais bin Hudzafah As-Sahmiya yang meninggal
karena luka parah setelah ikut berjuang dalamt perang Badar. Umar bin Khatab
selaku bapak dari Hafshah berniat menikahkan puterinya dengan Abu Bakar
As-Siddiq namun tak diberi respon dan tak juga diberi jawaban, maka dari itu
Umar merasa kesal.Setelah itu Umar bin Khatab berniat menawarkan putrinya
tersebut kepada sahabat yang lain, yaitu Utsman bin Affan yang kebetulan beliau
pada waktu itu baru ditinggal istrinya wafat, yaitu Ruqyyah puteri Nabi
Muhammad. Namun tawaran tersebut juga ditolaknya dikarenakan Utsman sendiri
bermaksud menikahi Ummu Kaltsum yang juga merupakan salah satu puteri dari Nabi
Muhammad.Karena mendapat penolakan dari kedua sahabatnya itu, Umar pun kecewa
dan marah. Kemudian beliau mengadukan permasalahanya kepada Nabi Muhammad. Nabi
Muhammad sangat mengerti tentang perasaan Umar yang tentu saja sangat sakit.
Lalu dengan sikapnya yang sangat terpuji Nabi Muhammad memberikan solusi yang
terbaik bagi Umar. Beliau bersabda, ”Hafsyah akan dinikahi oleh orang yang
lebih baik dari pada Utsman,dan Utsman akan menikahi pula wanita yang lebih
baik dari pada Hafsyah”.Tak lama berselang Nabi Muhammad melamar Hafsyah,
pernikahan ini berlangsung pada tahun ketiga dari hijrahnya Nabi Muhammad ke
Madinah. Setelah pernikahan ini Umar merasa terobati sakit hatinya dan merasa
sangat gembira. Disisi lain Ustman pun menikah dengan Ummu Kaltsum.Dengan ini
pula telah menjadi bukti bahwa pernikahan tersebut di dasari atas nuansa
persahabatan, serta upaya yang sungguh-sungguh menjaga kemurnian persahabatan
diantara Nabi Muhammad dengan para sahabatnya. Berkat pernikahan Nabi Muhammad
dengan Hafsyah pula Umar bin Khaththab mendapatkan kemuliaan. Sedang bagi
Hafsyah juga mendapat kemuliaan karena mendapatkan pengganti pendamping hidup
setelah suaminya meninggal akibat perang Badar.
5. Ummu Salamah.
Ummu
Salamah Hindun Binti Abu Umayyah Hudfaifah Bin Al Mughirah Al Makhzumi, sebelum
menjadi isteri Nabi Muhammad beliau adalah isteri dari Abu Salamah Abdullah bin
Abdul Asad bin Makhzum. Bersama suaminya beliau pernah ikut hijrah ke Habasyah
( Ethiopia). Setelah itu mereka juga ikut hijrah kembali ke Madinah. Sang
suami yang dikenal sebagai prajurit yang gagah berani pernah ikut dalam perang
Badar. Lalu ikut ikut kembali dalam perang Uhud. Namun karena menderita luka
parah pada akhirnya beliau wafat.Perlu diketahui Ummu Salamah masih mempunyai
hubungan kekerabatan dengan Nabi Muhammad karena merupakan puteri dari bibi
Nabi. Selain itu Ummu Salamah adalah saudara sesusuan beliau. Ketika Suaminya
meninggal, Ummu Salamah sudah berusia tua. Beliau pernah dilamar oleh Abu Bakar
dan Umar, namun ditolak dengan alasan sudah tua dan mempunyai anak yang
banyak, serta memiliki kecemburuan yang tinggi.Nabi Muhammad mengambil
inisiatif untuk menikahi Ummu salamah dengan tujuan memberikan perlindungan dan
pemeliharaan kepada beliau serta anak – anaknya . Pernikahan itu juga sebagai
balasan atas jasa yang telah diberikan suaminya untuk agama Islam sendiri.
Apalagi Nabi Muhammad melihat Ummu Salamah terlihat sedih setelah suaminya
meninggal.
6. Zainab binti Khuzaimah.
Zainab
pada masa jahiliyah dikenal sebagai ibu orang – orang miskin ( Ummul
Masaakiin). Sebelumnya beliau adalah isteri Thufail bin Harits bin Muthalib,
salah seorang pejuang yang gugur dalam perang Uhud. Dalam versi lain beliau
adalah isteri Abdullah bin Jahsy yang juga gugur dalam perang Uhud. Zainab
bukanlah seorang wanita yang cantik. Beliau sudah tua dan mempunyai anak.Lalu
dengan maksud memberi kemaslahatan kepada Zainab serta untuk memberi
penghidupan kepada anak – anaknya, Nabi Muhammad menikahi beliau. Itulah
balasan yang diberikan oleh Nabi Muhammad atas perjuangan suami Zainab di medan
jihad. Pernikahan yang terjadi pada tahun ketiga hijriah ini hanya berlangsung
tiga bulan karena Zainab dipanggil lebih dahulu kehadirat Illahi.
7. Juwairiyah binti Al Harits bin Abu Dhirar Al Khuza’iyah
Telah
dijelaskan diatas beliau adalah puteri pemimpin bani Musthaliq yang jelas –
jelas memusuhi Nabi Muhammad. Ayahnya Al Harits bin abu Dhirar serta kaumnya
kalah dalam suatu peperangan melawan pihak kaum muslimin. Juwairiyah yang pada
saat itu menjadi tawanan berada di tangan Tsabit bi Qais, kemudian Tsabit
bin Qais sendiri memberikan syarat kepada Juwairiyah hingga dapat
terbebas,syarat tersebut adalah Juwairiyah harus melunasi harga dirinya
sendiri. Tak ada yang dapat diharapkan oleh Juwairiyah seseorang yang dapat
membantunya selain Nabi Muhammad. Maka beliau datang menemui Nabi Muhammad
dengan maksud agar dibantu dan dapat membebaskan dirinya sebagai tawananSungguh
mulia apa yang menjadi jawaban Nabi Muhammad, tidak hanya membantu membebaskan
Juwairiyah, beliau juga meminang Juwairiyah dengan tujuan untuk memuliakanya.
Pernikahan tersebut kini membawa pengaruh yang luar biasa, saat itu kaum
muslimin dengan sukarela membebaskan para tawanan dan memerdekakanya karena
mengganggap bani Musthaliq telah menjadi salah satu kerabat Nabi
Muhammad. Sedangkan di sisi lain bani Musthaliq akhirnya bersedia untuk
menerima dan memeluk agama Islam, dan setia dalam barisan para pembela islam.
Dengan demikian pernikahan ini membawa kemaslahatan bagi agama Islam karena
mendapat tambahan kekuatan dari bani Musthaliq dalam perjuangan membela
Islam.
8. Ummu Habibah binti Abu Sufyan bin Harb
Sebelumnya
beliau bernama Ramlah, beliau masuk Islam meskipun ditentang oleh ayahnya
sendiri yang bernama Abu Sufyan. Abu Sufyan terkenal sebagai musuh Nabi yang
sangat sirik dan keras pada saat itu. Bersama suaminya terdahulu Ummu Habibah
ikut hijrah ke Habasyah ( Ethiopia ). Akan tetapi sesampainya di daerah
tujuan, sang suami murtad dan memeluk Nashrani. Saat itu Ummu Habibah juga
diajak oleh suaminya masuk ke Nashrani, tetapi ditolak. Tak lama kemudian sang
suami meninggal dunia.Pengorbanan Ummu Habibah begitu besar. Beliau rela
menderita hijrah ke Habsyah demi mempertahankan keislamanya. Beliau rela
meninggalkan suaminya yang murtad dari jalan Islam. Serta beliau lebih memilih
Islam meskipun ditentang oleh ayahnya sendiri. Didasari hal itulah Nabi
Muhammad memberi balasan dengan memuliakan beliau yaitu dengan menikahinya.
Pernikahan ini bertujuan untuk menyelamatkan Ummu Habibah dari kesulitan,
keterasingan, kesendirian serta kemiskinan. Di sisi lain pernikahan ini juga
bertujuan untuk melunakan hati Abu Sufyan agar dapat menerima Islam.
9. Zainab binti Jahsy bin Ri’ab
Seperti yang
telah disebutkan diatas bahwa Zainab adalah puteri dari bibi Nabi. Zainab
meruPakan mantan isteri Zaid, seorang budak yang kemudian dijadikan anak angkat
oleh Nabi Muhammad. Atas dasar perintah Allah, Nabi Muhammad meminta
Zainab agar mau menikah dengan Zaid. Akan tetapi dalam kehidupan rumah tangga
mereka, Zainab dan Zaid tidak begitu bahagia. Hal ini karena Zainab merasa
martabatnya sebagai putreri bangsawan Quraisy lebih tinggi dibandingkan Zaid
yang hanya seorang budak. Setelah beberapa lama Zaid menyampaikan keadaan rumah
tangganya kepada Nabi Muhammad dan berniat akan menceraikanya. Sebenarnya Nabi
Muhammad sudah tahu bahwa Zaid akan menceraikan Zainab karena Allah telah
memberi tahu beliau melalui wahyu, yang kemudian Nabi Muhammad diperintahkan
untuk menikahi mantan isteri anak angkatnya. Namun Rasulullah tetap meminta
Zaid untuk mengurungkan niatnya. Kehendak Allah tidak dapat terelakan, Zaid pun
menceraikan Zainab.Banyak sekali cerita - cerita kurang menyenangkan yang hadir
mengenai pernikahan ini, kabar bohong yang sengaja disebar kaum munafik untuk
menjatuhkan Nabi Muhammad, salah satu bukti kebohongan ini adalah cerita yang
mereka perbuat untuk menggambarkan kronologis awal terjadinya pernikahan
tersebut, sebagai contoh suatu perkataan yang menggambarkan bahwa suatu hari
nabi datang untuk bertamu ke rumah Zaid akan tetapi pada saat itu Zaid tidak
berada di rumah, Zainab mempersilahkan nabi untuk masuk namun nabi
menolaknya,setelah Zaid kembali zainab menceritakanya kepada suaminya,setelah
itu Zaid pergi dan menemui Rasulullah, Zaid berniat menceraikan Zainab untuk
nabi namun saat itu nabi berkata”tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada
Allah”Versi lain juga menceritakan suatu hari Nabi datang kerumah Zaid namun
nabi tidak menemukanya saat itu beliau melihat Zainab sedang duduk di kamarnya
sedang berdandan dan memakai parfum,saat nabi memandanginya setelah itu beliau
pulang.Setelah Zaid pulang Zainab menceritakan kejadian itu pada suaminya, Zaid
berkata”engkau telah membuat Nabi merasa kagum, lalu bagaimana jika aku
menceraikanmu agar beliau dapat menikahimu?” Zainab berkata,” aku kawatir
engkau menceraikanku sementara beliau tidak juga mengawiniku” setelah itu Zaid
pergi ke rasulullah dan menceritakan maksudnya tersebut namun,saat itu nabi
berucap,” tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah.” Sebenarnya
cerita-cerita tersebut sangatlah tidak pantas di alamatkan kepada Nabi
Muhammad,banyak hakikat yang dapat menangkis fitnah tersebut, fakta menjelaskan
Zaid adalah bekas tawanan masa Jahiliyah, saat itu ia dibeli Khadijah
namun oleh Khadijah beliau di hibahkan ke Nabi, saat itu ia diangkat oleh Nabi
Muhammad sebagai anak angkat .kemudian saat Zaid dan Zainab sendiri sudah
menikah nabi mengetahui niat Zaid untuk menceraikan Zainab hal itu juga di
karenakan sikap Zainab yang belum mampu menanggalkan gengsimya karena kemuliaan
nasabnya, tak jarang perlakuan itu Zainab tunjukkan pada suaminya secara
tidak pantas serta memperdengarkan kepada Zaid perkataan-perkatan yang
menyakitkan, hingga pernah di ceritakan pada suatu saat Zainab tidak
memperkenankan Zaid untuk menyentuh tubuhnya, sebagaimana layak seorang suami
menyentuh istrinya. Karena tidak tahan akan perlakuan isterinya mana Zaid
menceraikan Zainab.Kemudian Rasulullah menikahi Zainab sesuai syari’at Illahi.
Hal ini juga bertujuan untuk menghapus kebuasaan masyarakat Arab yang
mengharamkan seorang laki – laki untuk menikahi mantan isteri anak angkatnya
sendiri. Dengan contoh yang nyata tersebut akhirnya kebiasaan bangsa Arab
tersebut dapat ditinggalkan.
10. Shafiyah binti Huyay bin Akhthab,
Pemimpin Bani Nadhir
Merupakan
wanita yang memiliki hikmah, cerdas, serta kedermawanan. Shafiyah binti Huyay
bin Akhthab adalah seorang wanita berkebangsaan Yahudi, beliau pernah mempunyai
dua orang suami yang sama-sama berkebangsaan Yahudi, yaitu Salam bin Misykam
dan Khinanah bin Ar-Rbi’bin Abu Al Haqiq. Shafiyah merupakan salah satu tawanan
perang Khaibar. Suatu saat Dihyah Al Kalbi meminta kepada rasulullah untuk
memberikanya seorang budak wanita,oleh Nabi Muhammad beliau dipersilakan untuk
memilih sendiri wanita mana yang ia sukai, kemudian Dihyah memilih Shafiyah.
Pada saat itu para sahabat memberitahu Nabi bahwa ia adalah putri pemimpin bani
Quraizhah dan bani Nadhir, mereka berpendapat hanya Nabi Muhammadlah yang
pantas mendapatkanya, maka saat itu Nabi meminta Dihyah untuk meilih wanita
yang lain selain Shafiyah.Oleh Nabi Muhammad, Shafiyah diberi pilihan antara
dipulangkan ke kaumnya atau dimerdekakan dan kemudian di nikahi oleh Nabi.
Namun Shafiyah lebih memilih untuk menikah dengan Nabi Muhammad.Konon sebelum
peristiwa ini terjadi, yaitu ketika Shafiyah masih berstatus sebagai istri
Kinanah, beliau pernah bermimpi melihat bulan jatuh di kakinya, lalu beliau
menceritakan hal tersebut kepada suaminya. Kinanah berkata, ”tidak ada makna
lain dari mimpi ini kecuali bahwasanya engkau mengharap untuk menjadi istri
bagi penguasa Hijaz yakni Muhammad.” kemudian sang suami menampar Shafiyah
hingga terdapat memar di kedua matanya. Saat Shafiyah dipersembahkan kepada
Nabi Muhammad, terlihat bekas lebam dikedua matanya. Nabipun bertanya mengenai
hal itu, Shafiyah akhinya bercerita kepadanya.Tujuan dari pernikahan ini begitu
mulia yaitu untuk menjaga dan memelihara seorang wanita tawanan perang, apalagi
ia merupakan puteri dari pemimpin kaumnya. Andai saja Shafifah jatuh ketangan laki
- laki yang salah maka sepanjang hidupnya akan menderita dalam status
sosial yang rendah. Selain itu pernikahan ini juga didasarkan kehendak Shafifah
yang memilih dinikahi oleh Nabi dibandingkan pulang ke kaumnya.
11. Maimunah binti Al Harits bin Hazn Al Hilaliyah
Beliau
adalah wanita yang memiliki hubungan kekerabatan dengan pemuk abangsa Arab.
Misalnya saudara kandungnya adalah:Ummu Fadhl Lubabah Al Kubra,merupakan istri
Al Abbas bin abdul Muthalib(paman nabi),kemudian Asma’merupakan istri Ubay bin Khalaf
Al Jumahiy,Azzah yang merupakan istri Ziyadah bin Abdullah Al Jumahiy,Asma
binti Umais istri Ja’far bin abu Thali,serta Salma binti Umais yang merupakan
istri Abdul malik bin Ka’ab bin Munabbih Al Khats’amiy.Maimunah sebelumnya
telah janda dua kali. Setelah suami keduanya meinggal, Abbas bin Abdul Muthalib
meminta kepada Nabi Muhammad untuk menikahi Maimunah. Nabi pun menerima tawaran
tersebut. Dan akhirnya Nabi Muhammad menikah dengan Maimunah. Sebelumnya ada
beberapa perkara yang berkaitan dengan pernikahan ini yang harus dipahami:
a) Maimunah mempunyai saudara perempuan
yang merupakan isteri dari Abbas bin Muthalib ( paman Nabi). Saudara perempuan
kedua adalah isteri Ja’far bin Abu Thalib, sedangkan saudara perempuan
yang satunya adalah isteri Hamzah bin Abdul Muthalib (juga paman Nabi). Abbas,
Ja’far, dan Hamzah adalah orang – orang terdekat Nabi Muhammad dan sangat
dicintainya.
b) Abbas bin Abdul Muthalib dan Ja’far bin abu Thalib menawarkan Maimunah kepada Nabi Muhammad, mereka menginginkan kemuliaan bagi Maimunnah sekaligus bagi keduanya. Untuk menghargai dan menunjukan rasa cinta dan setia dari Nabi untuk persahabatan, beliau sangat sulit untuk menolak tawaran tersebut.
c) Saudara Maimunah telah menikah dengan para pemuka agama islam, maka sangat wajar jika beliau ingin menyamai saudara-saudaranya.
d) Pada saat itu pula Maimunah hanyalah seorang wanita kurang memiliki daya tarik para laki-laki karena saat itu ia sudah menjanda dan usianya sudah tua.
e) Maimunah adalah wanita yang menghibahkan dirinya bagi Nabi.
Dapat disimpulkan bahwa pernikahan tersebut merupakan contoh kemuliaan jiwa Nabi Muhammad, beliau tidak mungkin menolak keinginan kedua paman yang sangat disayanginya. Dan juga tidak mungkin beliau mengecewakan wanita yang telah minghibahkan dirinya sendiri untuk Nabi.
b) Abbas bin Abdul Muthalib dan Ja’far bin abu Thalib menawarkan Maimunah kepada Nabi Muhammad, mereka menginginkan kemuliaan bagi Maimunnah sekaligus bagi keduanya. Untuk menghargai dan menunjukan rasa cinta dan setia dari Nabi untuk persahabatan, beliau sangat sulit untuk menolak tawaran tersebut.
c) Saudara Maimunah telah menikah dengan para pemuka agama islam, maka sangat wajar jika beliau ingin menyamai saudara-saudaranya.
d) Pada saat itu pula Maimunah hanyalah seorang wanita kurang memiliki daya tarik para laki-laki karena saat itu ia sudah menjanda dan usianya sudah tua.
e) Maimunah adalah wanita yang menghibahkan dirinya bagi Nabi.
Dapat disimpulkan bahwa pernikahan tersebut merupakan contoh kemuliaan jiwa Nabi Muhammad, beliau tidak mungkin menolak keinginan kedua paman yang sangat disayanginya. Dan juga tidak mungkin beliau mengecewakan wanita yang telah minghibahkan dirinya sendiri untuk Nabi.
12. Mariyah Al Qibthiyah
Mariyah
adalah istri Nabi yang terakhir. Suatu ketia Nabi Muhammad mengutus Abu
Balta’ah untuk mengantarkan surat yang berisi ajakan untuk menerima ajaran
Islam kepada Al Muqauqis yang merupakan penguasa di negri Iskandaria dan Mesir.
Al Muqauqis sendiri sangat senang dan menyambut baik tawaran tersebut, maka
beliau mengirimkan berbagai hadiah kepada Nabi Muhammad. Salah satu diantaranya
adalah Mariyah Al Qibthiyah dan saudara perempuanya yaitu Sirin Wakhashi.
Dikisahkan pula bahwa diantara hadiah tersebut terdapat empat wanita.Kemudian
Nabi Muhammad memberikan Sirin pada Hasan bin Tsabit untuk dinikahi yang pada
akhirnya melahirkan anak bernama Abdurrahman. Sedangkan Nabi
sendiri menikahi Mariyah dan dikaruniahi putra bernama Ibrahim. Sebenarnya
pernikahan ini semata – mata hanya untuk menghormati pemberian oleh Al
Mugauqis. Karena pada saat itu Nabi Muhammad sedang giat dalam menyebarkan
agama. Andaisaja Mariyah dikembalikan maka dikhawatirkan Muqauqis akan
tersinggung dan mengganggap bahwa Nabi begitu arogan. Pernikahan
ini merupakan praktek terhadap hokum yang membolehkan bagi seorang muslim untuk
menikahi wanita ahli kitab (wanita yang menganut ajaran Yahudi dan Nasrani). Dan
dalam semua ini terdpat manfaat bagi Isalm dan kaum muslimin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar